Salah satu cara agar mesin kendaraan tak 'menggelitik' adalah dengan melakukan pengaturan waktu pembakaran (ignition timing) yang dilakukan oleh Electronic Control Unit (ECU) yang sudah banyak digunakan pada kendaraan saat ini.
Namun dalam upaya mengontrol waktu pembakaran, ECU tak bekerja sendiri. Adalah sensor knock yang membantu ECU mengetahui saat mesin menggelitik.Sensor knock ini semacam telinga bagi mesin kendaraan yang terhubung dengan ECU.
Dilengkapi komponen yang sensitif pada gelombang suara antara 6 sampai 9 kHz, komponen sensor tersebut mampu menangkap suara mesin saat menggelitik.Saat sensor knock menangkap gangguan, perangkat ini akan mengirim sinyal ke ECU untuk mengatur waktu pembakaran sehingga gejala menggelitik hilang.
Jika sensor mengalami kerusakan, risiko mesin mengalami kerusakan cukup besar, ditambah biaya penggantiannya yang cukup mahal.Karena posisinya yang berada tepat di blok silinder, risiko terjadinya kerusakan pun cukup besar. Salah satu permasalahan yang terjadi adalah sensor yang tertutupi residu karbon akibat pembakaran.
Hal ini merepotkan dan kemungkinan untuk diperbaiki cukup kecil. Tak jarang jika hal ini terjadi pemilik kendaraan harus menggantinya dengan yang baru.Untuk mencegah hal ini terjadi adalah dengan menggunakan cairan pencuci karbon. Cairan ini mampu menggerus kerak karbon yang menempel.
Selain hal di atas, periksa juga sistem kelistrikan sensor knock. Perangkat ini menggunakan kabel untuk dapat menginformasikan ECU. Periksa apakah kabel mengalami masalah, jika perlu ganti dengan kabel baru.
Hal terakhir adalah menggunakan bahan bakar yang tepat. Mesin menggelitik biasanya disebabkan karena penggunaan bahan bakar yang tak tepat.
Share This :
comment 0 comments
more_vert